Translate Gaul

Minggu, 04 Mei 2014

Definisi proposal kegiatan


Banyak orang yang tidak mengerti bagaimana caranya membuat proposal bisnis yang baik dan sukses, kebanyakan orang membuat proposal bisnis asal-asalan tanpa tahu bagaimana menjabarkan tujuan dibuatnya proposal bisnis tersebut. Sehingga isi proposal bisnis tidak terstruktur dengan benar sehingga mengakibatkan si pembaca proposal kurang mengerti apa yang diterangkan didalam proposal tersebut. Pembuatan proposal bisnis harus dimulai dengan tujuan yang jelas, apakah proposal bisnis tersebut dibuat dengan tujuan untuk meyakinkan investor ataukah proposal bisnis itu dibuat dengan tujuan untuk  untuk mengajak kerjasama, atau yang lainnya.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum menulis sebuah proposal:

* Mengerti akan tujuan dibuatnya proposal tersebut.
* Mencari informasi umum mengenai peluang bisnis yang ada, dengan cara membaca majalah, buku, internet, atau surat kabar.
* Mengetahui detail pelaksanaan yang akan terjadi.
* Mengetahui Karakter Investor atau partner bisnis anda.

Proposal bisnis memiliki 2 buah tujuan, yaitu:

* Sebagai pedoman dalam menjalankan bisnis sehingga arah dan tujuan yang diinginkan mempunyai jalau jalur yang jelas dan pasti.
* Sebagai alat untuk meyakinkan investor. Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.

Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada    pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.

Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang sering digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan. Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model “Proposal Penelitian” yang digunakan dalam dunia ilmiah, namun karena sifatnya yang lebih umum maka “Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih “bebas”, penulisan “Proposal Umum” tetap harus mengindahkan kaidah-kaidah dan sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang-orang yang membaca proposal tersebut.

Secara mendasar, harus di garis bawahi bahwa penulisan proposal hanya salah satu dari sekian banyak tahap perencanaan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya dalam buku ini. Penulisan proposal adalah suatu langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahap-tahap sebelumnya. Ini berarti, tanpa terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagaimana yang diuraikan dalam buku ini, maka kemungkinan besar penulisan proposal akan menemui kesulitan.

Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara keitan itu sendiri bisa merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. Biasanya kegiatan dilaksanakan dengan berbagai alasan tertentu, mulai dari peringatan ulang tahun sebuah organisasi, kampanye sebuah partai politik, atau bahkan sosialisasi sebuah kebijakan pemerintah.

Syarat penyusunan proposal
Proposal yang kita susun perlu memiliki hal - hal berikut:
1.    Memiliki struktur dan logika yang jelas
2.    Hasil kegiatan itu terstruktur
3.    Rumuskanlah jenis kegiatan secara jelas, inovatif, terperinci, dan betul-betul dapat dikuasai atau dikerjakan
4.    Hubungan kegiatan dengan dana yang diperlukan harus rasional dan tidak mengada-ada


Sistematika Proposal
Proposal penelitian:
-    dasar pemikiran
-    rumusan masalah
-    tujuan penelitian
-    asumsi
-    hipotesis
-    metode penelitian
-    lokasi dan sample penelitian
-    jadwal penelitian
-    personalia penelitian
-    biaya penelitian
-    pustaka acuan
-    Proposal Kegiatan Kemasyarakatan:
-    nama kegiatan
-    latar belakang
-    tujuan
-    jenis-jenis kegiatan
-    panitia pelaksana
-    waktu dan tempat pelaksana
-    jadwal kegiatan
-    biaya


Susunan Proposal
-    Halaman Judul
-    Latar Belakang
-    Tujuan Kegiatan
-    Nama dan Tema Kegiatan
-    Bentuk Kegiatan
-    Peserta
-    Penyelenggara
-    Jadwal dan Lokasi Kegiatan
-    Susunan Acara
-    Susunan Panitia
-    Rencana Anggaran
-    Penutup
-    Penawaran Kerjasama (sponsorship)

PROPOSAL KEGIATAN
HALAL BIHALAL
I. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah SWT memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda.
Sama halnya dengan keluarga besar Karang Taruna Maju Bersama, pada bulan yang suci perlu diadakannya acara Halal Bihalal untuk menjaga tali silaturahmi. Agar menjadi fitrah kembali dan menambah keharmonisan hubungan kemasyarakatan maka perlu diadakannya  acara ini.
Selain kegiatan halal bihalal yang bertujuan untuk menyambung tali silaturrohim antar sesama keluarga besar Karang taruna Maju Bersama dalam kegiatan ini juga dilaksanakan pengumpulan dana untuk Bakti Sosial yang akan diserahkan ke Panti Asuhan terdekat.
II. Tujuan
Dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idhul Fitri 1432 H, Karang Taruna Maju Bersama selaku organisasi kepemudaan ingin mengadakan kegiatan HALAL BI HALAL yang bertujuan :
1.    Untuk mengisi dan memeriahkan Hari Raya Idhul Fitri  1432 H.
2.    Agar terbina kerjasama antar sesama rekan-rekan muda-mudi Karang Taruna Maju Bersama.
3.    Menjalin kerukunan dan menumbuhkan rasa kebersamaan antar warga masyarakat disekitar Karang Taruna Maju Bersama berada.
III. Kegiatan
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSNAAN
Acara halal bihalal ini, akan kami laksanakan pada :
Hari                 :
Tanggal           :
Waktu             : 09.00 s/d selesai
Tempat            : Balai Dusun Tlangu
SUSUNAN ACARA
Terlampir.
SUSUNAN PANITIA
Terlampir.
IV. ANGGARAN
Sumber : 1. http://terbaru-terbaik.blogspot.com/2012/11/contoh-proposal-kegiatan-sistematika.html
2. http://riisur.blogspot.com/2014/05/proposal-kegiatan.html
3. http://bagus-sistem.blogspot.com/2014/04/pengertian-proposal.html
4. http://proposal-proposal.blogspot.com/
5. http://belajarpsikologi.com/contoh-proposal-kegiatan/



Teori proposal


Pengertian Proposal
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis :
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.
Latar Belakang Masalah
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung. Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang adalah:
1. Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi. Kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
2. Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
3. Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.
Selain itu, latar belakang dapat pula mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas tulisan mengenai topik yang sama sebelumnya.
Batasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari hasil karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah.
 Idealnya: (1) membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh
Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu berupa kesenjangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikanjawabannya melalui pengumpulan data
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya:
• Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
• Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus pengamatan di dalam proses penelitian nantinya.
Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, asosiatif
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
1.    Penentuan masalah.
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2.    Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3.    Pengumpulan fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4.    Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5.    Pengujian hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6.    Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Ciri-ciri hipotesis yang baik :
a.      pernyataan hipotesis mencakup suatu tujuan/maksud penelitian, ini bebrarti untuk hipotesis yang bersifat deskriptif tujuan penelitian dinyatakan secara jelas mengenai kondisi, ukuran, ataupun distribusi beberapa variabel yang diuji dan dijelaskan dalam proses penelitian. Jika hipotesis bersifat explanatory, harus dijelaskan fakta-fakta yang diberikan sebagaimana ingin dijelaskan dalam penelitian tersebut.
b.     Hipotesis bersifat testable, artinya pernyataan yang digunakan mempunyai kata-kata yang bersifat mempertanyakan suatu masalah, sehingga perlu untuk diuji kembali hal-hal yang memang tidak perlu lagi diuji kebenarannya.
c.     Hipotesis pada suatu penelitian harus lebih baik dibanding pada penelitian yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa suatu penelitian yang ditawarkan kepada berbagai pihak akan dinilai apakah kedua hal diatas memang dipenuhi oleh suatu hipotesis.

   Kajian pustaka dan kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. (UM, 2005).

Fungsi dari kajian pustaka yaitu:
1.      Mengetahui sejarah masalah penelitian,
2.      Membantu memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian,
3.      Memahami latar belakang teori masalah penelitian,
4.      Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya,
5.      Menghindari terjadinya duplikasi penelitian,
6.      Memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.

Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut :
1.   Mencari informasi ke perpustakaan atau internet.
2.   Menyiapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi    kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi dari internet, dan sebagainya.
3.   Menyiapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4.   Menyiapkan sistematika pengumpulan informasi.

         Cara pengelolaan teori yang tidak rasional. Ada pula kebijakan program yang mewajibkan Kandidat membaca sekian puluh buku dan hasil pembacaan buku itu disusun menjadi bagian dari penyusunan Proposal Penelitian. Kebijakan seperti ini dikenal dengan sebutan ”Reading Course”. Kebijakan seperti itu berlaku pada program yang memang sangat menonjolkan jenis penelitian deskriptif. Dengan kebijakan yang demikian itu, fenomena yang dijadikan obyek penelitian dan judul penelitian terkesan didapat dari rujukan teori atau menurut teori. Kebijakan program seperti itu kurang tepat.

   Karena pengelolaan teori yang tidak didasarkan pada suatu konsep gagasan yang jelas dan pasti justru dapat mengaburkan fungsi teori dalam penyusunan Proposal Penelitian. Kebijakan seperti itu bisa juga dianggap tidak benar, karena sama saja dengan menyatakan bahwa proses pengajaran sekian banyak teori, termasuk metodologi penelitian, selama sekian tahun masa perkuliahan, dianggap percuma atau dianggap tidak efektif untuk membekali Kandidat. Sebaiknya teori yang dirujuk sudah didasarkan pada konsep gagasan yang jelas dan pasti. Sebagai misal, variabel X adalah Motivasi dan variabel Y adalah Kinerja, maka dengan sendirinya teori-teori yang dirujuk adalah teori motivasi dan teori kinerja. Di luar kedua teori tersebut tidak ada gunanya.

Sumber :  1.  http://saridewi1ea03.wordpress.com/2013/06/11/teori-dalam-pembuatan-proposal/
2.    http://putrinurainiw.blogspot.com/2013/06/teori-dalam-pembuatan-proposal.html
3.    http://arie-dwiputra.blogspot.com/2013/06/teori-proposal.html
4.    http://irfiii.blogspot.com/2013/06/teori-dalam-pembuatan-proposal.html
5.    http://tesisdisertasi.blogspot.com/2009/11/penerapan-teori-dalam-penyusunan.html


    

Definisi Karangan popular

Definisi Karangan popular
Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Menurut Liang Gee (dalam Dalman, 2012: 155) karangan ilmiah populer adalah semacam karangan ilmiah yang mencakup ciri-ciri karangan ilmiah, yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, netral, dan sistematis, sedangkan pemaparannya jelas, ringkas, dan tepat.
Menurut Wardani  (2007:17) karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Untuk dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, ada baiknya kita mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer. Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis.
Dalam KBBI (2002:370-371) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan, sedangkan ilmiah populer diartikan sebagai mengunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
KARANGAN ILMIAH POPULER
1. Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Ilmiah Popular
Karangan ilmiah popular atau semiilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Karangan jenis semiilmiah biasa dinamai ilmiah popular. Ciri-ciri karangan ilmiah popular:
a ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b fakta yang disimpulkan subyektif,
c gaya bahasa formal dan popular,
d mementingkan diri penulis,
e melebihkan-lebihkan sesuatu,
f usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g bersifat persuasif.

2. Contoh Karangan Ilmiah Popular
Bentuk karangan semiilmiah atau ilmiah popular yaitu artikel, editorial, opini, tips, dan resensi buku. Berikut adalah resensi buku berupa apresiasi berupa apresiasi terhadap sebuah karya sastra. Resensi buku adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga. Klasifikasi pembuatan resensi buku nonilmiah seperti puisi dan novel yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, dan apresiasi.

CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH POPULER
Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.

Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .

Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
1. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
 2. Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
 3. Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
 4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.

5. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
1.    Bahan berupa fakta yang objektif
 Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
 2.  Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
 3. Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
 4. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.

Cara Ampuh Mengatasi Rasa Malas
Kemalasan merupakan musuh produktivitas dan sering dialami oleh setiap orang. Jika rasa malas itu timbul, segala aktifitas akan terasa berat dan tidak akan ada yang mampu kita lakukan karena rasa malas yang begitu dominan, sehingga hal-hal yang mampu kita lakukan menjadi tertunda dan terbengkalai. Jika dilakukan pun hasilnya tidak akan maksimal karena mengerjakannya tidak dengan sungguh-sungguh. Hal itu tentu merepotkan diri kita sendiri termasuk segala pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Untuk mengatasi rasa malas harus dimulai dari pembenahan diri dan kesadaran diri sendiri, berikut adalah tips yang berguna untuk mengatasi rasa malas:

1.    Olah raga
Anda bisa merasa malas jika Anda tidak memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas Anda. Berolahraga adalah cara yang baik untuk meningkatkan tingkat energi Anda sehingga Anda merasa berenergi dan waspada sepanjang hari.


2.    Istirahat yang cukup
Tidak memiliki cukup istirahat juga bisa membuat Anda malas. Bagaimana Anda merasa antusias jika Anda mengantuk? Jadi pastikan bahwa Anda memiliki istirahat yang baik dan cukup.

3.    Tetapkan batas waktu minimum untuk memulai
Hal yang paling sulit adalah untuk memulai – sisanya akan lebih mudah. Jadi tetapkan sedikit waktu, seperti 15 menit atau bahkan 5 menit, dan mulailah mengerjakan tugas sampai waktunya habis. Setelah itu, akan lebih mudah memutuskan untuk melanjutkan.

4.    Melihat manfaat
Salah satu alasan kita menjadi malas karena kita hanya melihat kesulitan dari tugas ke depan tanpa memikirkan manfaat yang akan kita dapatkan ketika kita menyelesaikannya. Jadi fokuskan pikiran Anda pada manfaat yang didapat bukan pada kesulitan yang Anda hadapi.

5.    Pikirkan tentang apa yang akan terjadi jika Anda tidak melakukannya
Sementara berpikir tentang manfaat yang dapat memotivasi Anda, pikirkan juga tentang kerugian jika Anda tidak melakukan tugas-tugas tersebut. Apa konsekuensi jika Anda tidak melakukan apa yang seharusnya Anda lakukan?

6.    Cari partner
Partner dapat memotivasi Anda untuk mengatasi kemalasan. Meskipun motivasi dari dalam diri adalah yang terbaik, kadang-kadang kita juga perlu motivasi dari luar.

7.    Meminimalkan waktu kosong
Nyatakan tekad Anda untuk meminimalkan waktu kosong. Cobalah untuk melakukan sesuatu sesering mungkin. Jika Anda memiliki pola pikir ini, akan lebih mudah untuk mengatasi kemalasan.

8.    Bagilah tugas menjadi bagian-bagian kecil
Kita bisa menjadi malas jika kita merasa kewalahan oleh tugas. Dalam kasus tersebut, membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil yang lebih terkelola, dan kemudian tangani mereka satu per satu.

9.    Putuskan apa tindakan selanjutnya
Kita mungkin menunda-nunda karena kita tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya. Jadi lihatlah pada tugas Anda dan putuskan apa tindakan selanjutnya. Setelah Anda tahu persis apa yang harus dilakukan, maka akan lebih mudah untuk memulai.

10.    Melakukan satu hal pada sekali waktu
Ini mungkin tampak jelas, tetapi kita bisa menjadi malas karena kita mencoba untuk melakukan lebih dari satu hal pada sekali waktu. Itu membuat kita merasa kewalahan. Jadi pilih melakukan hanya satu hal pada sekali waktu dan mengabaikan sisanya.

11.    Tantang diri Anda
Sukai terlebih dahulu tugas Anda, lalu buatlah tugas menjadi menyenangkan dengan mengubahnya menjadi sebuah tantangan.

12.    Tuliskan kemajuan Anda
Anda akan lebih termotivasi jika Anda dapat dengan mudah melihat efek dari kemalasan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menuliskan kemajuan Anda setiap hari. Beri tanda setiap kali Anda menyelesaikan tugas. Kemalasan akan memberikan lembar kosong, dan Anda dapat dengan mudah melihat betapa buruknya hal itu.

13.    Melihat kemajuan orang lain
Mengetahui seberapa jauh Anda di belakang dibandingkan dengan orang lain juga bisa memotivasi Anda. Lihatlah hal-hal baik pada orang lain tersebut, pada area mana bisa Anda perbaiki, dan biarkan mereka menginspirasi Anda.



14.    Menyelaraskan diri dengan apa yang penting menurut Anda
Lebih mudah untuk mengatasi kemalasan jika Anda melakukan sesuatu yang penting menurut Anda. Anda akan memiliki semangat dalam diri yang membuat Anda ingin bertindak. Jadi temukan sesuatu yang penting tersebut dan selaraskan diri Anda sebanyak mungkin dengan hal tersebut


Sumber : 1. http://eko-ahp.blogspot.com/2010/10/karangan-ilmiah-ilmiah-populer-dan.html
2. http://othersidemiku.wordpress.com/2012/08/12/karya-tulis-ilmiah-populer/
3. http://bayangzone.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karya-ilmiah-populer-dan-non.html
4. http://yodiahadishtis.blogspot.com/2013/03/perbedaan-karya-tulis-ilmiah-karya.html
5. http://nurii-thaa.blogspot.com/2014/04/pengertian-karangan-ilmiah-populer-dan.html

Teori perbedaan karangan



Pengertian Karangan

Karangan adalah suatu karya tulis dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanmelalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

Macam,Sifat,dan Bentuk Karangan

Macam-macam karangan


1. Karangan Fiksi

adalah karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang.


2. Karangan Faktual

adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal- hal yang benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Karangan faktual biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan informatif.

3. Karangan ilmiah

adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

4. Karangan informative

 adalah karangan yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan.

5. Karangan Narasi

Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

6. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

7. Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

8. Karangan Deskripsi

 Karangan Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

9. Karangan Persuasi

-          Paragraf Persuasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi).

      Ciri-ciri karangan semi ilmiah, yaitu :

      1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi

      2.      Fakta yang disimpulkan subjektif

      3.      Gaya bahasa formal dan popular

      4.      Mementingkan diri penulis

      5.      Melebih-lebihkan sesuatu

      6.      Usulan-usulan bersifat argumentative

      7.      Bersifat persuasive

      Macam-macam karangan semi ilmiah, yaitu sebagai berikut :

      1.      Artikel

      2.      Editorial

      3.      Opini

      4.      Feuture

      5.      Reportase

>> Pengertian Karya Ilmiah

-          Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

>> Tujuan Karya Ilmiah

-          Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.

-          Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

-          Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.

-          Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

-          Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

>> Manfaat Karya Ilmiah

-          Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;

-          Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;

-          Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;

-          Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;

-          Memperoleh kepuasan intelektual;

-          Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

-          Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

      Laporan Ilmiah

merupakan laporan hasil penelitian ilmiah yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah tertentu.
Konsumen Hasil Penelitian

    Masyarakat Umum
    Sponsor Penelitian
    Masyarakat Ilmiah.

Jenis Laporan Ilmiah

    Laporan Lengkap (Monograf) : laporan hasil penelitian yang lengkap mencakup atau berisi :
    proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan semua teknik dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian.
    teknik penulisan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi.
    menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di setiap tahap analisis misalnya tentang peggantian/penukaran teknik/model yang digunakan.
    menyampaikan kegagalan yang dialami dan kendala yang dihadapi.

Artikel Ilmiah adalah perasan (inti sari) dari laporan lengkap (monograf), yang disusun lebih padat dan disesuaikan dengan jumlah halaman yang disediakan dalam jurnal-jurnal ilmiah.

Laporan Ringkas (Summary Report) adalah laporan yang disusun atau ditulis kembali berdasarkan artikel ilmiah atau studi-studi yang berkenaan dengan kepentingan masyarakat dalam bentuk yang mudah dipahami dan dengan bahasa yang tidak terlalu teknis. Laporan ini hanya memuat temuan-temuan utama saja tanpa menyajikan desain dan metode yang dipakai dalam melakukan penelitian.

Laporan untuk Administrator dan Pembuat Keputusan : ialah laporan yang memuat tentang hal-hal penting dalam pembuatan keputusan oleh pihak pimpinan. Laporan ini tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena pihak administrator dan pembuat kebijakan tidak memerlukan laporan demikian.

Format Laporan Ilmiah
a) Laporan Ilmiah harus berisi
1) Pernyataan tentang masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian.
2) Prosedur penelitian yang mencakup desain penelitian , metode penelitian yang dipilih, sampel yang ditarik, teknik pengumpulan data, metode statistik yang digunakan baik dalam pengumpulan maupun analisis data.
3) Hasil penelitian dan temuan-temuan.
4) Implikasi yang dapat ditarik dari penelitian tersebut.
b) Format Laporan
menggambarkan secara umum bagaimana penyajian laporan penelitian. Format laporan selalu berkembang dan mempunyai format yang berbeda-beda. Perkembangan ini bertujuan untuk menentukan bagian mana yang harus dilaporkan dan bagaimana cara pelaporannya.
c) Penyesuaian Format Laporan
format laporan memerlukan beberapa penyesuian dengan alasan :
1) Untuk menentukan seberapa resmi format yang harus digunakan.
2) Untuk mengurangi kompleksitas pelaporan.

Sumber  : 1. http://yodhi-handoko.blogspot.com/

2. http://cevyhidayat06.blogspot.com/2013/04/pengertian-karangan-ilmiah.html

3. http://pieter91.blogspot.com/2012/11/pengertian-karya-ilmiah.html

4. http://bacock.blogspot.com/2014/04/teori-perbedaan-karangan_29.html

5. http://debbymarliani.blogspot.com/2014/04/tulisan-1-teori-tentang-perbedaan.html