Sedikit pembahasan tentang penggunaan tekhnologi informasi pada pengguna
telematika yang kita perlukan dan kita gunakan sebagian oleh kita. Tekhnologi informasi
sangat diperlukan bagi seseorang apalagi untuk seseorang yang masih awam, agar
suatu informasi dapat di keketahui oleh sebagian orang dengan mudah dengan ada
nya suatu teknologi informasi.
1.Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan
penggabungan dari telekomunikasi digital dan teknologi komputer yang memainkan
peran penting dalam komunikasi antar manusia.Inimerupakan klasifikasi dari arus
informasi sehingga isi dari presentasi dan informasi tidak tercampur. Huh,
tinggi sekali bahasanya tapi masih pada ngerti kan? Layanan informasi mencakup empat hal
pola laulintas informasi, antar lain alokasi, pembicaraan, konsultasi dan
registrasi.
2.Layanan Keamanan
Merupakan layanan yang menyediakan
keamanan informasi dan data. Layanan ini terdiri atas enskripsi, penggunaan
protokol, penentuan akses kontrol dan auditin.
3.Layanan Context Aware & Event Base
Di dalam ilmu komputer, terdapat
sebuah gagasan yang menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan
dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan
aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang
kemudian diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah
context-awareness.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, istilah context-awareness mengacu
kepada kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu
kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network
itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu.
Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user,
berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user.
Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka
context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa
user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang
tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity
recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan
utama di bidang penelitian ilmu komputer.
Tiga hal yang menjadi perhatian
sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:
1. The acquisition of context
Hal ini berkaitan dengan pemilihan
konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh :
pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu
(misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi tersebut.
2. The abstraction and understanding of context
Pemahaman terhadap bagaimana cara
konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang
dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan
bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.
3. Application behaviour based on
the recognized context
Terakhir, dua hal yang paling penting
adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai
dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol
penuh kepada pengguna terhadap sistem.
Empat kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N. Schilit, Norman
Adams, dan Roy Want, yaitu :
·
Proximate selection
Proximate selection adalah sebuah
teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih atau melihat lokasi
objek (benda atau manusia) yang berada didekatnya dan mengetahui posisi lokasi
dari user itu sendiri. Ada
dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection ini, yaitu locus dan
selection, atau tempat dan pilihan.
Setidaknya, ada tiga jenis lokasi objek yang bisa ditanamkan ke dalam aplikasi
dengan menggunakan teknik ini, yaitu:
1. Perangkat input dan output yang
menyediakan penggunaan share lokasi bersama, seperti: penggunaan printer,
facsimiles, komputer, video camera, dan lain-lain.
2. Kumpulan objek-objek yang membutuhkan suatu perangkat lunak tertentu untuk
saling berinteraksi, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
penyatuan dokumen baik antar divisi maupun dalam satu divisi ke dalam suatu
database tertentu.
3. Kumpulan lokasi atau tempat yang sering dikunjungi, seperti restoran, night
club, pom bensin, mall, dan tempat-tempat lainnya. Dengan adanya inovasi ini
tentunya lebih mempermudah user untuk mencari suatu tempat tertentu tanpa harus
bergantung kepada yellow pages directori atau bertanya kepada masyarakat
sekitar.
4. Automatic Contextual
Reconfiguration
Aspek terpenting dari salah satu
contoh kasus sistem context-aware ini adalah bagaimana konteks yang digunakan
membawa perbedaan terhadap konfigurasi sistem dan bagaimana cara antar setiap
komponen berinteraksi. Sebagai contoh, penggunaan virtual whiteboard sebagai
salah satu inovasi automatic reconfiguration yang menciptakan ilusi pengaksesan
virtual objects sebagai layaknya fisik suatu benda.
Contextual Reconfiguration juga bisa diterapkan pada fungsi sistem operasi;
sebagai contoh: sistem operasi suatu komputer A bisa memanfaatkan memori
komputer lainnya yang berada didekatnya untuk melakukan back-up data sebagai
antisipasi jika power komputer A melemah.
5. Contextual Informations and
Commands
Kegiatan manusia bisa diprediksi dari
situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di
dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan
memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and
commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan
dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory tertentu.
Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and contain files,
programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu lokasi ke lokasi
lainnya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi di dalam
directory. Sebagai contoh: ketika user berada di kantor, maka user akan melihat
agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur, maka user
tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data penyimpanan
kebutuhan dapur.
4. Context-Triggered Actions
Cara kerja sistem context-triggered
actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada
pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori
sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information and
commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang harus
jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.
Aturan umum yang harus diisi pada form context-triggered actions :
badge location event-type action
event-type dapat berupa kondisi : arriving, departing, settleld-in, missing,
or attention. Sebagai contoh :
coffee kitchen arriving “play –v 50 ~/sounds/rooster.au”
artinya, ketika siapapun berada di dapur dan menggunakan mesin coffee maker
maka alarm rooster sound akan berbunyi.
6.Layanan Perbaikan Sumber Interface
Pasti kita sering mendengar istilah
yang satu ini, gak di bus, di mall, di kampus bahkan sampe di toilet pun
barangkali ada orang yang nyebut-nyebut interface tapi apa sih interface itu?
Menurut penelusuran tim (udah kayak reportase investigasi) di wikipedia,
interface (antarmuka) adalah sebuah titik, wilayah atau permukaan dimana dua
zat atau benda berbeda bertemu; dia juga digunakan secara metafora untuk
perbatasan antara benda. nah bingung kan?
Bentar-bentar, pegangan dulu biar gak pada makin bingung. Ok, kita lanjut.
Dalam artinya yang khusus, interface merupakan fungsi atribut sensor dari suatu
sistem (aplikasi, perangkat lunak, kendaraan, dll) yang berhubungan dengan
pengoperasiannya oleh pengguna. Hmm,,,hubungannya? Pengguna? Trus hubungannya
apa? Jadi misalkan ada suatu benda, misalkan kita ambil contoh sebuah hp, sebut
saja merk Nokia (eits, gak boleh sebut merk, sensor akh,,,), N**okia (salah
lagi deh), Nokia** (ya ampun, kayaknya emang gak bakat jadi tukang sensor). Hp
tersebut merupakan hardware dan software yang ada di dalamnya merupakan
antarmuka (interface) yang menghubungkan antara pengguna dan Hp-nya. Nah,
ngerti kan?
Sedangkan, dengan merujuk (kayak udah cerai aja) ke posting saya sebelumnya.
Telematika merupakan istilah yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan
komunikasi dengan teknologi informasi. Jadi, kalau digabungkan kedua pengertian
tersebut, maka antarmuka telematika adalah atribut sensor dari pertemuan sistem
jaringan komunikasi dan teknologi informasi yang berhubungan dengan
pengoperasiannya oleh pengguna. Hmm,,,masih bingung tapi lanjut. Please enjoy
the flight.
Fitur-fitur Pada Antarmuka
Pengguna Telematika
Setelah kita tahu apa itu antarmuka telematika, maka tim (gak jelas tim apa,
padahal yang nulis cuma 1 orang) akan membahas lebih lanjut tentang fitur-fitur
yang ada pada antarmuka telematika. Dengan merujuk (ini tulisan udah berapa
kali cerai dari penulis sih? Kok dari tadi rujuk melulu?) ke silabus matakuliah
telematika yang ada di
Universitas Gunadarma, terdapat 6
macam fitur yang terdapat pada antarmuka pengguna telematika. Fitur-fitur itu
antara lain:
1.Head Up Display System
Head Up Display (HUD) merupakan
sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya
untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari
alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat
(head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian
instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer (kayaknya
jaman dulu sampe sekarang teknologi itu dipakai militer dulu baru di kasih ke
orang sipil, trus kapan orang sipil bisa punya teknologi?), sekarang HUD telah
digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi lainnya.
2.Tangible User Interface
Tangible User Interface, yang
disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan
informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User
Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi
Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media
Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu
memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat
dimanipulasi dan diamati secara langsung. Hmm,,ngerti gak? Pasti pusing, sama.
3.Computer Vision
Computer Vision (komputer visi)
merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat. Dalam aturan
pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk
membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi dari citra
(gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video,
pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil
pemindaian medis. Hmm,,,makin pusing deh tapi tetep dapet ilmu.
4.Browsing Audio Data
5.Speech Recognition
Dikenal juga dengan pengenal suara
otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer
speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang
merubah suara menjadi tulisan (hebat, padahal kalo lagi di dikte sama dosen
juga kita bisa ngubah suara jadi tulisan). Istilah ‘voice recognition’
terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal
dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak
untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal
pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk
mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan
istilah masukan yang berarti dapat mengartikan pembicaraan siapa saja.
6.Speech Synthesis
Speech synthesis merupakan hasil
kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk
tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak
dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal
menjadi pembicaraan.
Sumber: